{:en}The story of Ramayana was chosen by the Uluwatu Kecak Dance to be a play or a staging story, told that a very wise King named Rama Dewa was trying to save his queen named Dewi Sita who was kidnapped by a very evil giant king named Rahwana. A long and very dangerous journey was then taken by Sang Rama Dewa accompanied by his younger brother, Laksamana.

It was also told when King Rahwana kidnapped Dewi Sita, in his journey seen by Sang Jatayu, a Garuda bird who was a friend of the Rama Dewa. When Jatayu learned that the woman who was kidnapped by Rahwana was the consort of his best friend, the Rama Dewa, the Jatayu bird also tried to save the empress. However, because of the power of Ravana over Jatayu, Jatayu can be defeated.

The next section retells the journey of Sang Rama Dewa, who was only accompanied by his younger brother Laksamana, then met with Sang Hanoman, a warlord of ape forces who was the nephew of a monkey king named Sugriwa. Having felt indebted to the Rama Dewa, the ape troops led by warlords Hanoman and King Sugriwa were willing to help the Rama Dewa to reclaim his queen. Because of his magic, the white monkey Hanoman was able to infiltrate the palace of King Rahwana and then meet Dewi Sita. How then with his supernatural powers, the White Monkey Hanoman then set fire to the palace of King Rahwana which in the performance of kecak was illustrated by fire dance. Where Hanoman was then captured and burned by Rahwana soldiers who were all giants. Hanoman’s struggle in helping Rama Dewa to get his empress back, becomes a story and dance that is very interesting for you to enjoy. In the performance, there will also appear some other interesting characters for you to observe more deeply because they are delivered by young people of Pecatu society who are so graceful in bringing their respective characters.

You will see approximately 70 men who form a circle in the middle of the stage where the dancers will bring the Ramayana story. Black-and-white checkered fabric ornaments that are characteristic of kecak dancers make a sacred impression on the story that is carried and can anesthetize thousands of spectators who always crowded this place. The use of ornaments and other ornaments in the dancer’s designs on each character will also be very interesting things to observe or just be photographed by tourists.

Not only that, when the staging has been running for about 20 minutes is the time when the sun will return to the back of the Indian Ocean which extends in front of the Uluwatu Kecak stage, the reddish and sunset violet views are so romantic you can enjoy without shifting or moving from where you watch.

The story then closes with the defeat of Raja Rahwana who can be defeated by a magical arrow owned by the Rama Dewa, and in the end King Rama Dewa can return to unite with his queen Dewi Sita.

Video:

 

{:}{:id}Cerita Ramayana dipilih oleh Tari Kecak Uluwatu untuk menjadi lakon atau cerita pementasan, diceritakan seorang Raja yang begitu sangat bijaksana bernama Sang Rama Dewa sedang berusaha menyelamatan permaisurinya yang bernama Dewi Sita yang diculik oleh seorang raja raksasa yang sangat jahat bernama Rahwana. Perjalanan yang panjang dan sangat berbahaya kemudian ditempuh oleh Sang Rama Dewa dengan ditemani oleh adiknya yang bernama Laksamana.

Diceritakan pula ketika Raja Rahwana menculik Dewi Sita, didalam perjalanannya dilihat oleh Sang Jatayu, seekor burung Garuda yang merupakan sahabat dari Sang Rama Dewa. Ketika Jatayu mengetahui bahwa wanita yang sedang diculik oleh Rahwana adalah permaisuri dari sahabatny yaitu Sang Rama Dewa, maka burung Jatayu pun berusaha menyelamatkan sang permaisuri. Namun karena kesaktian Rahwana melebihi Jatayu, maka Jatayu dapat dikalahkan.

Pada bagian selanjutnya diceritakan kembali perjalanan Sang Rama Dewa yang hanya ditemani oleh adiknya Laksamana kemudian bertemu dengan Sang hanoman, seorang panglima perang pasukan kera yang merupakan keponakan dari seorang raja kera bernama Sugriwa. Karena pernah merasa berhutang budi kepada sang Rama Dewa, pasukan kera yang dipimpin oleh panglima perang Hanoman dan Raja Sugriwa bersedia membantu Sang Rama Dewa untuk merebut kembali permaisurinya. Karena kesaktiannya kera putih Hanoman dapat menyusup kedalam istana Raja Rahwana dan kemudian menemui Dewi Sita. Bagimana kemudian dengan kesaktiannya, Kera Putih Hanoman kemudian membakar istana Raja Rahwana yang didalam pementasan kecak diilustrasikan dengan fire dance. Dimana Hanoman kemudian ditangkap dan dibakar oleh para prajurit Rahwana yang semuanya adalah para raksasa. Perjuangan Hanoman dalam membantu Rama Dewa untuk mendapatkan permaisurinya kembali, menjadi sebuah cerita dan tarian yang sangat menarik untuk anda nikmati. Didalam pementasan juga akan muncul beberapa karakter lain yang menarik untuk anda amati lebih dalam karena dibawakan oleh pemuda-pemudi masyarakat Pecatu yang begitu lemah gemulai dalam membawakan karakternya masing-masing.

Anda akan melihat kurang lebih 70 orang laki-laki yang membentuk lingkaran ditengah-tengah stage dimana para penari akan membawakan cerita Ramayana tersebut. Ornamen kain kotak-kotak hitam-putih yang menjadi ciri khas penari kecak membuat kesan sakral pada cerita yang dibawakan dan dapat membius ribuan penonton yang selalu memadati tempat ini. Pemakian hiasan dan ornament lain dalam pakian penari pada setiap karakternya juga akan menjadi hal yang sangat menarik untuk diamati atau sekedar di photo oleh para wisatawan.

Bukan itu saja, ketika pementasan baru berjalan kurang lebih 20 menit adalah saat dimana matahari akan kembali keperaduannya dibelakang Samudra Hindia yang membentang luas di depan stage kecak uluwatu, pemandangan lembayung senja kemerahan dan sunset yang begitu sangat romantic dapat anda nikmati tanpa harus bergeser atau beranjak dari tempat anda menonton.
Cerita kemudian ditutup dengan kalahnya Raja Rahwana yang dapat dikalahkan dengan panah sakti yang dimiliki oleh Sang Rama Dewa, dan pada akhirnya Raja Rama Dewa dapat kembali bersatu bersama permaisurinya Dewi Sita.

Video:

 

{:}


winatabarijin

I am happy to help people on holiday to make their holiday more enjoyable. I work at tourism from 1997 until now. I love online and making friends. I speak Indonesian, English and Japanese. And Balinese of course because I am Balinese.