{:en}Lake Buyan and Lake Tamblingan, separated by a rainforest-covered hill, approximately one kilometers, there is a pool that is connected directly to the lake Buyan through a narrow canal. The community pool is called Telaga Aya. The two lakes are known as the Twin Lakes. This sight is a great overview of the volcanic heart of Bali. Volcanoes have created and shaped this island, creating volcanic cones and lakes, and producing rich soils enabling a lush forest to grow. This lake is one of three twin lakes that formed in a large caldera. He was flanked by two other lakes, namely Lake Tamblingan in the west and Lake Bratan in the east. Lake Buyan (on the left here) is Bali’s second biggest lake, after Lake Batur and Tamblingan lake is the smallest lake on the island. Lake Buyan and Tamblingan the twin lakes dazzling the visitors due to its natural beauty is still very natural, nuance quiet, and peaceful. Besides serving so beautiful scenery typical of other attractions in Bali, the lake is not contaminated. When visiting Lake Buyan and Tamblingan do hope you will be escorted around the lake by boat, for example, because it is not provided. Residents around quite activism around the lake only by using small boats which they call the “perahu”.

Comfort and serenity of the lake can be felt as guaranteed visitors who come will not be disturbed by the roar of the engine or the car that became the hallmark of big cities. Visitors who come to Lake Buyan and Tamblingan can perform a wide variety of water sports such as kayaking, fishing, etc. The area around the lake is still green and fresh as miscellaneous grove tress, which is perfect for those who enjoys outdoor recreation activities. Likewise, the appeal of the two lakes is more complete with the arrival of apes which usually ply the highway department Denpasar-Singaraja are increasingly growing in number.

Your minds might wonder, there is a lake that is a virgin? Virgin attraction here is assumed by the natural beauty still felt very natural, not much touched by modernity, or the hands of ignorant humans. Is there still such a tourist attraction? The answer is Lake Buyan and Tamblingan. Lake Buyan and Tamblingan also often referred to as “twin lakes” because of the close proximity to one another.

Tourist facilities around the lake
Various kinds of facilities are available at the Lake Buyan and Tamblingan park on the shores of the lake, accommodation, and rental boats for visitors who want to get around the whole area along the lake. So no surprise to the many advantages that make a lot of foreign and local tourists who took time to visit Lake Buyan and Tamblingan.

Lane to Buyan and Tamblingan
Twin lakes Buyan is located in District Sukasada, a region located approximately 21 km south of the city of Singaraja, located on the road pinggr Denpasar-Singaraja. Lake Buyan is situated at an altitude of 1000 m above sea level so the temperature of the air is so cool, especially if the night. While Tamblingan lake can be reached by going through the junction in the direction of the village of Munduk, Village Gobleg, and translucent in Lovina. Of Munduk, Tamblingan lake can be reached through the governmental around. The two location is very strategic because the lake is flanked by three other famous sights, the Puran Ulun Danu in Bedugul, Waterfall Git-Git, and Lovina Beach. This stop over the Twin Lakes is often part a tour in the northern part of Bali, frequently including the Gitgit Waterfalls, the Banjar Hot Spring pools and the Brahma Arama Buddhist Monastery.

Coming from the southern developed areas of Sanur, Denpasar or Kuta, here we realize what Bali really is about. Grand Nature, like about the whole Indonesian Archipelago. It was a choice of the authorities to dedicate the south of the island to cities and large scale tourism, and leave the rest of the island less urbanized. It will take you around 2 hours by car to reach this twin lake location from Kuta area.

{:}{:id}Danau Buyan dan Danau Tamblingan, dipisahkan oleh bukit yang tertutup hutan hujan, sekitar satu kilometer, ada kolam yang terhubung langsung ke danau Buyan melalui kanal yang sempit. Kolam komunitas disebut Telaga Aya. Kedua danau ini dikenal sebagai Danau Kembar. Pemandangan ini adalah gambaran besar dari hati gunung berapi di Bali. Gunung berapi telah menciptakan dan membentuk pulau ini, menciptakan kerucut dan danau vulkanik, dan menghasilkan tanah kaya yang memungkinkan hutan yang subur untuk tumbuh. Danau ini adalah salah satu dari tiga danau kembar yang terbentuk dalam kaldera besar. Dia diapit oleh dua danau lainnya, yaitu Danau Tamblingan di barat dan Danau Bratan di timur. Danau Buyan (di sebelah kiri di sini) adalah danau terbesar kedua di Bali, setelah Danau Batur dan Danau Tamblingan adalah danau terkecil di pulau itu. Danau Buyan dan Tamblingan danau kembar mempesona para pengunjung karena keindahan alamnya masih sangat alami, nuansa tenang, dan damai. Selain menyajikan pemandangan yang begitu indah khas tempat wisata lainnya di Bali, danau ini tidak terkontaminasi. Ketika mengunjungi Danau Buyan dan Tamblingan, harap Anda akan dikawal di sekitar danau dengan perahu, misalnya, karena tidak disediakan. Penduduk sekitar cukup aktivis di sekitar danau hanya dengan menggunakan perahu kecil yang mereka sebut “perahu”.

Kenyamanan dan ketenangan danau dapat dirasakan sebagai jaminan pengunjung yang datang tidak akan terganggu oleh deru mesin atau mobil yang menjadi ciri khas kota-kota besar. Pengunjung yang datang ke Danau Buyan dan Tamblingan dapat melakukan berbagai macam olahraga air seperti kayak, memancing, dll. Daerah di sekitar danau masih hijau dan segar seperti pepohonan hutan, yang sempurna bagi mereka yang menikmati kegiatan rekreasi di alam terbuka. Demikian juga, daya tarik kedua danau ini lebih lengkap dengan kedatangan kera yang biasanya lapis jalan raya dinas Denpasar-Singaraja yang semakin bertambah jumlahnya.

Pikiran Anda mungkin bertanya-tanya, ada danau yang perawan? Daya tarik perawan di sini diasumsikan oleh keindahan alam yang masih terasa sangat alami, tidak banyak disentuh oleh modernitas, atau tangan-tangan manusia jahil. Apakah masih ada objek wisata seperti itu? Jawabannya adalah Danau Buyan dan Tamblingan. Danau Buyan dan Tamblingan juga sering disebut sebagai “danau kembar” karena dekat satu sama lain.

Fasilitas wisata di sekitar danau
Berbagai macam fasilitas tersedia di taman Danau Buyan dan Tamblingan di tepi danau, akomodasi, dan perahu sewaan bagi pengunjung yang ingin berkeliling di sepanjang danau. Maka tidak mengherankan dengan banyak keuntungan yang membuat banyak wisatawan asing dan lokal yang meluangkan waktu mengunjungi Danau Buyan dan Tamblingan.

Jalur ke Buyan dan Tamblingan
Danau Kembar Buyan terletak di Kecamatan Sukasada, sebuah wilayah yang terletak sekitar 21 km sebelah selatan kota Singaraja, terletak di jalan pinggr Denpasar-Singaraja. Danau Buyan terletak di ketinggian 1000 m di atas permukaan laut sehingga suhu udaranya sangat sejuk, terutama jika malam. Sedangkan danau Tamblingan dapat dicapai dengan melewati persimpangan ke arah desa Munduk, Desa Gobleg, dan tembus di Lovina. Dari Munduk, danau Tamblingan bisa ditempuh melalui pemerintahan sekitar. Kedua lokasi ini sangat strategis karena danau diapit oleh tiga tempat wisata terkenal lainnya, Puran Ulun Danu di Bedugul, Air Terjun Git-Git, dan Pantai Lovina. Pemberhentian Danau Kembar ini sering menjadi bagian dari tur di bagian utara Bali, sering termasuk Air Terjun Gitgit, kolam Air Panas Banjar dan Biara Budha Brahma Arama.

Datang dari daerah selatan yang dikembangkan di Sanur, Denpasar atau Kuta, di sini kita menyadari apa sebenarnya Bali itu. Grand Nature, seperti tentang seluruh Kepulauan Indonesia. Itu adalah pilihan pihak berwenang untuk mendedikasikan bagian selatan pulau ke kota-kota dan pariwisata skala besar, dan meninggalkan sisa pulau yang kurang urban. Ini akan membawa Anda sekitar 2 jam dengan mobil untuk mencapai lokasi danau kembar ini dari daerah Kuta.

{:}


winatabarijin

I am happy to help people on holiday to make their holiday more enjoyable. I work at tourism from 1997 until now. I love online and making friends. I speak Indonesian, English and Japanese. And Balinese of course because I am Balinese.